| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Vaksinasi Meningitis Meningokokus bagi Jemaah Haji dan Umrah: Upaya Melindungi Dunia dari Ancaman Wabah Meningitis Meningokokus


Makassar - Vaksinasi Meningitis Meningokokus serotipe ACYW135  merupakan persyaratan mutlak bagi setiap orang yang akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi, baik dalam rangka melaksanakan ibadah haji, umrah, bekerja maupun bersekolah. Bahkan kewajiban ini juga berlaku bagi penduduk Arab Saudi yang akan melaksanakan ibadah haji, penduduk Mekkah dan Madinah serta semua orang yang kemungkinan kontak dengan jemaah haji termasuk petugas kesehatan.

Setiap tahun, tidak kurang dari 3 juta orang berkumpul di Mekkah, Arab Saudi untuk melaksanakan haji, yang berasal dari 185 negara. Sekitar 2/3 dari jumlah jemaah tersebut berasal dari luar Arab Saudi, sebagian besar datang dengan menggunakan pesawat, sementara penduduk dari negara-negara yang dekat dari Arab Saudi datang melalui darat.  

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menjadi negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak. Dengan kebijakan Arab saudi yang menetapkan kuota jemaah haji 1 per mill penduduk muslim, maka kuota jemaah haji Indonesia pada tahun 2018 sebesar  221.000 orang.

Kondisi berkumpulnya jutaan manusia di satu wilayah, yang berasal dari berbagai negara menyebabkan peningkatan risiko penyebaran penyakit menular. Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit menular, terutama yang berpotensi menjadi wabah, maka pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Kesehatan Arab Saudi setiap tahun mengeluarkan regulasi berupa persyaratan dan rekomendasi Bagi pelaku perjalanan ke Arab Saudi untuk Haji dan Umrah.

Pada tahun 2018, pemerintah Arab Saudi mempersyaratkan vaksinasi Yellow Fever bagi negara-negara endemis sesuai dengan WHO International travel and health guidelines, vaksinasi Meningitis Meningokokus serotipe ACYW135 bagi seluruh negara yang dibuktikan dengan serifikat vaksinasi internasional (ICV) yang diberikan tidak kurang dari 10 hari sebelum tiba di Arab Saudi. Bila perlu, pemerintah akan memberikan profilaksis antibiotik (ciprofloksasin 500 mg) kepada pelaku perjalanan dari negara high endemics. Selain kedua vaksin tersebut, Arab Saudi juga mewajibkan vaksinasi poliomyelitis bagi negara-negara dimana virus polio liar atau virus yang berasal dari vaksin (cVDPV2) masih bersirkulasi dan juga bagi negara yang berisiko terjadi penularan kembali virus polio. Selain ketiga vaksin yang sifatnya mandatory tersebut, pemerintah Arab Saudi juga merekomendasikan vaksinasi flu musiman terutama bagi wanita hamil, anak yang berusia kurang dari 5 tahun, usia lanjut (>65 tahun), dan orang dewasa dengan kondisi kesehatan khusus seperti obesitas, asma bronkhial, PPOK, HIV/AIDS dan kekebalan yang rendah..

Sampai tahun 1987, Arab Saudi hanya mewajibkan vaksinasi meningitis bagi jemaah haji yang berasal dari sabuk meningitis, Sub Sahara Afrika. Namun Sejak tahun 1988, sebagai akibat dari terjadinya wabah Meningitis Meningokokus (serotipe A) yang pertama kali pada jemaah haji di tahun 1987, pemerintah Arab Saudi mewajibkan vaksinasi Meningitis Meningokokus bagi seluruh jemaah haji. Sampai awal tahun 2001, serotipe yang diwajibkan adalah vaksin bivalent yaitu serotipe A dan C. Namun setelah terjadinya wabah Meningitis Meningokokus pada tahun 2000 dan 2001 dengan serotipe W135 maka pada Mei 2001, pemerintah Arab Saudi mewajibkan penggunaan vaksin Meningitis Meningokokus quadrivalent yaitu A, C, Y, dan W135.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi, sejak tahun 1988, seluruh jemaah haji Indonesia diwajibkan untuk divaksinasi Meningitis Meningokokus serotipe A dan C dan mulai tahun 2002 vaksin yang digunakan adalah vaksin quadrivalent. Neisseria Meningitidis (meningokokus) merupakan penyebab utama meningitis bakteri dan septikemia. Penyakit ini endemis di beberapa bagian dunia terutama di “meningitis belt” sub sahara Afrika. Dari 12 serotipe bakteri ini, A, B, C, X, W135, dan Y bertanggung jawab untuk sebagian besar penyakit, tetapi distribusi serogroup bervariasi berdasarkan lokasi dan waktu. serogroup ini memiliki potensi untuk menyebabkan baik penyakit endemik maupun wabah.

Di sabuk meningitis Afrika, yang memiliki insiden tahunan tertinggi (>10 cases per 100,000 penduduk), serogrup A telah menjadi penyebab penyakit yang paling penting, meskipun wabah yang disebabkan oleh serogrup C dan W135, dan baru-baru ini oleh serogrup X, juga telah terjadi.

Di Eropa dan juga di Australia serta Selandia Baru, kejadian penyakit meningokokus berkisar 0,2 hingga 14 kasus per 100.000 penduduk dan sebagian besar kasus disebabkan oleh strain serogrup B, khususnya di negara-negara yang telah memperkenalkan serogroup Vaksin konjugasi meningokokus C.

Di Amerika, kejadian penyakit meningokokus berada di kisaran 0,3 hingga 4 kasus per 100.000 penduduk. Di Amerika Serikat, sebagian besar kasus disebabkan oleh serogrup B, C dan Y, sementara serogroup W135 sangat langka. Di Amerika Latin serogrup B dan C menyebabkan mayoritas kasus.

Di Asia, walaupun data terbatas, kebanyakan penyakit meningokokus disebabkan oleh meningokokus serogrup A atau C.

Mortalitas dan morbiditas penyakit meningokokkus invasive  tebilang tinggi. CFR ?50% dan yang sembuh sebagian besar meninggalkan sequele neurologis. Penyakit ini ditularkan melalui “droplet” percikan ludah dari penderita atau carier.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, baik di Indonesia maupun di negara lain, terbukti bahwa vaksinasi Meningitis Meningokokus efektif mencegah terjadinya penyakit Meningitis Meningokokus, namun tidak efektif mencegah terjadinya carrier. Penelitian yang dilakukan oleh Sarwo Handayani terhadap jemaah haji tahun 1993 – 2003, membuktikan hal tersebut. Bahwa, walaupun vaksinasi telah dilakukan pada seluruh jemaah haji, hasil penelitian menunjukkan bahwa carrier dari tahun 1993 – 2003 berkisar antara 0,3% - 11% dengan serogroup A, B, C, dan W135.

Sejalan dengan hasil penelitian di atas,  penelitian yang dilakukan  pada tahun 2014 terhadap 2056 jemaah haji yang tiba dan yang akan meninggalkan Jeddah (1055 sampel saat tiba, 373 sampel saat pulang, dan 628 sampel berpasangan saat tiba dan pulang), dimana 100% responden telah divaksinasi, 98,2% divaksin dengan vaksin polisakarida, 1,8% divaksin dengan vaksin conjugated, memberikan hasil yang serupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat carrier bervariasi antara 1,6% - 5,7%.

Namun dari beberapa kali kejadian wabah Meningitis Meningokokus di Arab Saudi, diketahui bahwa wabah dapat terjadi jika tingkat carrier sampai 80%. Sehingga vaksinasi Meningitis Meningokokus yang dipersyaratkan bagi seluruh jemaah haji dan umrah merupakan upaya yang efektif dalam mencegah terjadinya wabah dan melindungi negara bahkan dunia dari ancaman wabah meningitis meningokokus. (Jun)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan