| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Ayo TOSS TB KKP Kelas I Makassar !!


Maros - Penyakit Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia yang menimbulkan kesakitan, kecatatan dan kematian yang tinggi sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penanggulangan.


Dalam World Health Organization Global TB Report 2017 disebutkan bahwa pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta  kasus baru TB  di dunia dan 1,7 juta kasus diantaranya meninggal karena TB, sementara insiden (kasus baru) TB di Indonesia sebesar 391/100.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk 261 juta penduduk berarti setiap tahunnya terdapat lebih dari 1 juta kasus baru TB dan 92% diantaranya adalah TB paru. Hal ini menempatkan Indonesia menduduki peringkat kedua penderita TB terbanyak setelah India.


Untuk provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan data tahun 2016 (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016) menunjukkan angka Case Notification Rate (CNR = jumlah seluruh kasus TB yang ditemukan dan diobati) 148/100.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk 8,5 juta jiwa, berarti sekitar 12.600 penduduk yang menderita penyakit TB.


Untuk mencapai target Eliminasi TB tahun 2035, pada tahun 2016 Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Strategi TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis) dan secara bertahap ditetapkan target dampak setiap lima tahun, sehingga diharapkan pada tahun 2020 terdapat 20% penurunan insiden TB dan 40% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 dan pada tahun 2050 TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat global.


KKP Kelas I Makassar berperan penting dalam pencegahan keluar masuknya penyakit antar wilayah, dari satu negara ke negara lainnya, baik melalui bandara maupun pelabuhan. Bandara dan pelabuhan sebagai tempat lalu lintas orang dan barang dari berbagai daerah menjadikan komunitas di sekitar wilayah tersebut menjadi kelompok yang sangat beresiko terhadap penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit TB, karena cara penularannya yang sangat mudah yakni melalui udara yang tercemar percikan ludah dari penderita TB aktif.


Mengadopsi strategi TOSS TB, KKP Kelas I Makassar melakukan beberapa kegiatan promotif, preventif, dimulai dari kegiatan Sosialisasi Penyakit TB disertai pembentukan jejaring kerja dengan lintas sektor di seluruh wilayah kerja (Wilker) KKP Kelas I Makassar. Dengan terbentuknya jejaring ini diharapkan penemuan penderita baru TB dalam kegiatan skrining TB kepada komunitas pelabuhan yang meliputi penyedia jasa dan pengguna jasa di wilayah pelabuhan dapat terlaksana dengan maksimal.


Pada tahun 2016, Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah KKP Kelas I Makassar telah secara aktif melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka turut mendukung program penanggulangan TB Nasional, diantaranya Sosialisasi Penyakit TB di seluruh Wilker KKP Kelas I Makassar yang melibatkan lintas sektor terkait dan masyarakat sekitar pelabuhan dan dilanjutkan dengan kegiatan skrining TB terhadap penyedia jasa dan pengguna jasa pelabuhan di seluruh Wilker KKP Kelas I Makassar.


Sampai dengan April 2017, pelaksanaan skrining TB dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Diagnostic Test (RDT). Metode ini bukan merupakan metode standar nasional untuk deteksi maupun diagnosa TB, sehingga penggunaan metode RDT ini dihentikan. Setelah tenaga laboran mendapatkan pelatihan pemeriksaan BTA, kegiatan ini mulai menggunakan metode pemeriksaan sputum sewaktu.


Hasil dari kegiatan skrining TB dengan metode RDT pada tahun 2017 didapatkan 100 sampel dari dua Wilker dengan hasil dua orang Anti TB IgM Positif atau 2% di Wilker Tampa Padang dan tiga orang Anti TB IgG Positif atau 3% di Wilker Parepare. Kepada ke lima orang dengan hasil positif tersebut diberikan rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke puskesmas terdekat.


Di tahun yang sama, skrining dengan metode pemeriksaan sputum sewaktu yang dilaksanakan di lima Wilker (Wilker Pelabuhan Bulukumba, Bajoe, Palopo, Paotere dan Malili) dengan jumlah 240 sampel, didapatkan dua orang BTA Positif atau 0.8% (yg berasal dari Pelabuhan Rakyat Paotere). Kepada kedua orang ini juga diberikan rekomendasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas.



Dengan pertimbangan tersebut maka diawal tahun 2018 Tim TB KKP Kelas I Makassar kembali melaksanakan kegiatan skrining TB perdana di Pelabuhan Rakyat Paotere. Dari 35 sampel yang diperiksa terdapat satu orang dengan BTA positif. Dari hasil ini (termasuk yang didapatkan BTA positif di tahun 2017),  ketiga orang tersebut oleh Tim TB KKP Kelas I Makassar,  dilakukan pendampingan kepada mereka dan melakukan koordinasi ke Puskesmas Andalas dan Puskesmas Pattingalloang, yang berada di sekitar Pelabuhan Rakyat Paotere, untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.


Kedepannya diharapkan peran KKP Kelas I Makassar dalam gerakan TOSS TB ini dapat semakin ditingkatkan, dengan terus menerus melaksanakan upaya-upaya proaktif untuk penemuan kasus TB baru. (THN)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan