| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Mewaspadai Ancaman Penyakit Leptospirosis Pasca Banjir




 

Beberapa hari ini hampir tiap hari turun hujan di Kabupaten Bone bahkan pada hari minggu tanggal 15 Mei 2017 yang lalu hujan yang turun sejak malam  sampai siang hari mengakibatkan banjir di beberapa lokasi, baik di dalam kota maupun di bebrapa kecamatan.

Banjir bukan hanya masalah pada saat kejadiannya, akan tetapi setelah kejadian banjir pun masih meninggalkan masalah antara lain, sampah yang tetinggal berserakan, lumpur, kesulitan mendapatkan air bersih, bahkan penyakit yang dapat ditimbulkan pasca banjir. Salah satu penyakit yang dapat menular pasca banjir adalah penyakit Leptospirosis.

Penyakit Leptospirosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Spirochaeta marga Leptospira yang hidup dalam ginjal tikus dan dikeluarkan melalui urine. Penyakit ini dapat menular pada manusia dan hewan ternak seperti sapi, domba kambing, kuda, babi dan anjing. Pada manusia banyak gejala yg timbul bersamaan dengan demam, seperti sakit kepala, nyeri otot, konjuntivitis, meningitis, ikterus dan apabila tidak segera mendapatkan pertolongan dan pengobatan dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal (Nefritis), muntah darah bahkan kematian.

Penyakti Leptospirosis ditularkan melalui air kencing tikus yang mengandung bakteri Leptospira. Bakteri Leptospira dapat bertahan hidup diluar inangnya pada daerah yang lembab sehingga pada musim hujan menguntungkan bagi bakteri tersebut.  Air kencing tikus yang terbawa oleh banjir atau pada tempat air tergenang dan tanah yang becek dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit yang luka, hidung dan mata. Perjalanan bakteri Leptospira yang masuk ke dalam tubuh,  akan mengalami multiplikasi (perbanyakan) di dalam darah dan jaringan. Selanjutnya akan terjadi Leptospiremia, yaitu penimbunan bakteri Leptospira dalam darah sehingga bakteri akan menyebar ke berbagai jaringan tubuh terutama ginjal dan hati.

Tikus merupakan Reservoir sekaligus penyebar utama penyakit Leptospirosis, sedangkan proporsi infeksi tikus dan mencit terhadap bakteri Leptospira berbanding lurus dengan meningkatnya umur tikus. Sedangkan berdasarkan jenis tikus, lebih dari 50 jenis tikus yang mengandung bakteri Leptospira.

Untuk menghindari atau mencegah penyakit Leptospirosis ini dapat dilakukan antara lain ;

1.    1. Selalu menjaga kebersihan

2.    2. Terutama pasca banjir rumah dibersihkan dan menggunakan desinfektan

3.    3. Biasakan mencuci tangan sebelum makan, selepas bekerja dan membersihkan rumah atau dapur

4.    4. Menggungakan alas kaki ketika berjalan di tempat yang basah, becek ataupun berlumpur

5.    5. Jika mengalami luka atau lecet, tutuplah dengan pembalut yang kedap air sebelum bersentuhan dengan tanah , lumpur atau air yang mungkin dicemari air seni binatang terutama tikus

6.    6. Hindari adanya tikus di dalam rumah

 

Penyakit Leptospirosis menular melalui perantara binatang (Zoonosis) dan dapat melalui air (Water Borne Disease) sehingga dengan mengetahui cara penularannya maka penyakit tersebut dapat dicegah dan dihindari.

By:

IBRAHIM, SKM, M.Kes

Entomolog Kesehatan

KKP Kelas I Makassar

 


 


 

                                               


KOMENTAR

Tinggalkan Pesan