| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



SIMULASI TIM GERAK CEPAT KKP KELAS I MAKASSAR DALAM MENGHADAPI PHEIC DAN SEA SURVIVAL


Hari ke-1  
Parepare – Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar memiliki tugas pokok dan fungsi yakni pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak risiko kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (omkaba) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja Bandara, Pelabuhan dan Lintas Batas Darat Negara. Berdasarkan Tupoksi tersebut, KKP Kelas I Makassar melakukan Latihan  Gerak Cepat dalam menghadapi Public Health Emergency of International Concern di Kota Parepare tanggal 15 - 16 Desember 2022.


Ketua panitia Tubianto Anang Zulfikar, SKM, M.Epid mengatakan dalam melaksanakan tugas pencegahan masuk dan keluarnya penyakit terutama di Pelabuhan Laut, Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan kegiatan pengawasan kapal dalam karantina atau pengawasan alat angkut orang dan barang. ”pengawasan terkadang harus boarding dengan menggunakan kapal ke kapal yang akan diperiksa sampai 2 mil dari Pelabuhan atau yang disebut zona karantina. Pengawasan di laut ini selain beresiko tertular penyakit, tentunya berpotensi atau beresiko kecelakaan atau jatuh di laut, yang mengancam keselamatan seluruh penumpang “ kata Tubianto Anang Zulfikar, dirinya menyebutkan sebagai bentuk usaha meminimalisir risiko penularan dan penyakit potensial wabah dan potensi kedaruratan atau kecelakaan akibat jatuh di laut, maka diperlukan pelatihan Tim Gerak Cepat untuk penanganan Public Health Emergency of International Concern Serta Pelatihan Sea Survival. Tubianto Anang menjelaskan bahwa PHEIC adalah kejadian luar biasa yang beresiko mengancam kesehatan masyarakat negara melalui penularan penyakit lintas batas negara dan membutuhkan tanggapan international yang terkoordinasi. 


Pelaksanaan pengawasan ini juga perlu didukung oleh pengetahuan dan kecakapan petugas KKP. Salah satu kecakapan yang perlu dimiliki oleh petugas adalah kemampuan bertahan di laut yang disebut dengan Sea Survival.  Sea Survival adalah kegiatan pelatihan untuk bertahan hidup ketika nyawa dalam keadaan terancam, sebelumnya atau selama dan setelah meninggalkan perairan lepas pantai, berkaitan dengan bahaya dari lingkungannya. Sea Survival bertujuan untuk melatih minat dan bakat petugas, bertahan dalam keadaan bahaya ketika di laut serta meingkatkan keahlian petugas dalam tindakan pencegahan dan penyelamatan diri dari kecelakaan di perairan.


Dalam kegiatan ini kelas I Makassar  bekerja sama dengan Kantor kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan  (KSOP) Parepare dan beberapa lintas sektor lainnya yaitu call center 112 Parepare dan Puskesmas Madising. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 tempat berbeda yaitu metode ceramah dan diskusi tentang teori dan persiapan serta pembentukan Tim TGC  dilaksanakan pada tanggal 15 - 18 Desember 2022 di Hotel Bukit Kenari Parepare sedangkan praktek lapangan  Sea Survival dilaksanakan di  Pulau Dutungan Kabupaten  Barru. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petugas dalam penanganan PHEIC dan meningkatkan kemampuan petugas dalam hal Sea Survival. Adapun jumlah peserta dari kegiatan ini sebanyak 33 orang. Kegiatan ini juga merupakan pelatihan agar  petugas KKP  Kelas I Makassar bisa melakukan survival di tengah laut, penyelamatan  yang menyangkut tentang kesehatan.


Pembukaan diawali dengan kata sambutan oleh  kepala KSOP bapak  Shaiful Harry, SH, MH yang dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa  “Kegiatan pelatihan ini teman-teman akan dilatih oleh tenaga dari KSOP Parapare yang  berkompeten dibidangnya. Pelatihan  yang akan dilakukan ini adalah bagaimana kita petugas bisa survive di tengah laut, apa yang akan dilakukan jika terjadi hal yang tdak diinginkan”. Kembali beliau mengatakan nikmati pelatihan ini semoga sangat bermanfaat dan semoga pelatihan ini berkesinambungan dan KSOP serta KKP Kelas I Makassar dapat terus menjalin kerjasama yang baik dilain kesempatan.


Sementara itu Kepala KKP Kelas I Makassar bapak Agus Jamaluddin, SKM, M.Kes yang membuka acara Pelatihan dan Simulasi Tim Gerak Cepat menghadapi PHEIC & Sea Survival, menyampaikan “Kegiatan ini adalah upaya meningkatkan kemampuan bagaimana peran petugas dalam menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat misalnya ketika terjadi pandemi. Selain itu petugas melakukan antisipasi dari aspek Kesehatan termasuk  masa inkubasi dari penularan penyakit. saya rasa sudah dipahami oleh teman teman semua, maka dari itu pelatihan ini dilakukan karena pengetahuan petugas harus diasah dalam bentuk praktek lapangan karena teori dan praktek di lapangan itu kadang jauh berbeda, nikmati kegiatan pelatihan ini dan harus ada impact dan outcome untuk diri sendiri maupun masyarakat nantinya, pengetahuan ini harus selalu diasah dalam keseharian, tentunya dengan kebersamaan semoga kegiatan ini berjalan lancer dan sukses serta bermanfaat“.


Setelah acara pembukaan kemudian dilanjutkan materi oleh Bapak kepala kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dengan judul kebijakan penanggulangan KLB dan Wabah.


Ada 3 point penting dalam paparan bapak Kepala KKP Kelas I Makasar yaitu:

1. Penyakit menular potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) itu tidak mengenal batas administrasi. Mobilisasi manusia, hewan, barang sangat menyebabkan transmisi penyakit antar wilayah semakin cepat.

2. Perubahan iklim dapat berdampak meningkatnya penyakit infeksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia, sekitar 75 % outbreak adalah penyakit zoonosis, hal ini disebabkan oleh makin intensnya interaksi atau kontak antara manusia dan hewan yang mengakibatkan potensi penularan penyakit zoonosis dari hewan ke manusia semakin besar.

3. Interaksi / kontak antara manusia dan hewan yang semakin dekat dan intens berpotensi menimbulkan penyakit zoonozis semakin besar.


Adapun indikator sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) yaitu kelengkapan laporan,ketepatan laporan,sinyal / alert yang respon.


Peningkatan kapasitas dilakukan melalui kegiatan : penguatan survailans, melalui pelatihan petugas kab/kota, pembentukan / refresing TGC, joint outbreak investigation, pendidikan tenaga epidemiologi, simulasi KK-MMD di POE dll penguatan laboratorium melalui maping kesiapan laboratorium, pelatihan petugas laboratorium dalam melakukan biosafety dll, peningkatan RS melalui maping kesiapan RS, pelatihan dll.


Penguatan TGC merupakan salah satu tugas P2P dalam mengemban amanah Permenkes 1501 dimana dalam melakukan pencegahan dan pengendalian KLB/Wabah perlu dibentuk TGC yang memiliki kompetensi standar yang terupdate dan  dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.


Tim TGC ini harus aktif dalam merespon alert/rumor, diharapkan TGC akan lebih professional dan mempereret jejaring dengan TGC antar Prov/Kab/Kota untuk melakukan investigasi bersama (sebagai motor penggerak) diharapkan siap menjadi pembimbing lapangan untuk penguatan survailans lokal maupun nasional. Setelah materi dari Bapak Kepala Kantor, dilanjutkan dengan pembentukan Draft Tim Gerak Cepat tahun 2023 KKP Kelas I Makassar serta pembentukan divisi dan penentuan setiap divisi tersebut.


Hari ke-2

KKP Kelas I Makassar digembleng ilmu penyelamatan hingga penanggulangan kejadian Krisis di Parepare.


Keselamatan setiap pekerja selalu diutamakan membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar digembleng dengan melakukan pelatihan untuk bertahan hidup ketika nyawa dalam keadaan terancam atau Sea Survival yang dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Parepare di Kota Parepare.


Kepala Seksi Penyelamatan Berlayar, Penjaga dan Patrol KSOP Parepare, Abdul Latif Sarjono mengatakan keselamatan dan kemanan pelayaran telah diatur Dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2018 sehingga diperlukan keselamatan awak kapal dan kesehatan penumpang. “syahbandar memiliki tugas mengawasi, mulai dari kesamaptaan, keseimbangan, keamanan, keamanan, dan ketertiban di Pelabuhan” katanya.


Tak hanya melakukan pengawasan, syahbandar juga memiliki kewenangan mulai dari mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan di Pelabuhan,memeriksa,menyiapkan,surat dokumen kapal hingga menahan kapal tersebut atas perintah pengadilan. Selain itu melakukan pengawasan nahkoda kapal juga memiliki kewajiban dengan memberikan deklarasi kesehatan maritime kepada pejabat karantina kesehatan pada saat kedatangan kapal  “Nahkoda menyampaikan permohonan untuk memperoleh persetujuan karantina kesehatan,” bebernya.


Selanjutnya di hari kedua, materi dilanjutkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Parepare, Bapak Edy Kusuma Suhardi, mengatakan berdasarkan Peraturan Walikota Parepare No. 31 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Kota Parepare.


Dibutuhkan peran Tim Gerak Cepat dalam penanganan penyakit potensial wabah. ”Ancaman ketahanan kesehatan dapat muncul dalam bentuk biologi, kimia, terorisme, radio nuklir, penyakit baru, kekurangan pangan, terlepas dari asal sumbernya, sekitar 70% dari penyakit infeksi pada manusia adalah penyakit zoonosiz” Ujarnya.


Edy juga menyebutkan Kejadian Luar Biasa (KLB) perlu dideteksi secara dini dan diikuti tindakan yang cepat dan tepat, atas dasar ini Kota Parepare melakukan kerjasama dengan tenaga Puskesmas khususnya Tim Gerak Cepat KLB dalam upaya melakukan respon pencegahan dan penanggulangan KLB di wilayah kerjanya,..bahkan TGC parepare memiliki peran melakukan verivikasi dan klarifikasi terhadap setia laporan kejadian Krisi Kesehatan yang diterima dan atau yang menjadi perhatian masyarakat.melakukan Tindakan penanggulangan terhadap kejadian krisis Kesehatan, analisis, kajian, rekomendasi, dan rencana tindak lanjut, pada setiap kejadian krisis kesehatan dengan instansi terkait, serta pihak lain dan melaporkan hasil kegiatan kepada kepala Dinas Kesehatan Kota Parepare secara berkala.


Hari ke-3 

Setelah melakukan kegiatan Olahraga pagi selanjutnya seluruh peserta melakukan persiapan ke Pulau Dutungan yang berada di Kab Barru. Setelah sampai di Pulau tersebut, peserta melakukan kegiatan latihan diantaranya cara menggunakan pelampung / live jacket dan cara melakukan penyelamatan orang tenggelam dengan menggunakan lifebuoy. Semua peserta sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan ini secara positif. Selanjutnya kegiatan pada malam hari yaitu diberikan penjelasan tentang cara menggunakan Smoke Signal (isyarat asap lambung) serta Parasut Signal, hand flare dan cara memadamkan api dengan foam. Dalam kesempatan ini pula para peserta disuguhkan makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi pada saat melakukan penyelamatan. 


Hari ke-4

Hari keempat adalah hari penutupan. Para peserta melakukan upacara penutupan dan pada kesempatan ini Bapak Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar melakukan penyerahan Piagam kepada perwakilan dari peserta yaitu terdiri dari para instruktur, peserta KKP dan peserta dari Puskesmas. “Semoga di tahun depan acara ini bisa diselenggarakan dan tentunya bisa lebih baik lagi” (Fitri)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan