| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Preventive Measures : Survey Kepadatan dan Identifikasi Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar


Pelabuhan laut dan udara merupakan pintu gerbang lalu-lintas barang, orang dan alat transportasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Seiring dengan meningkatnya arus pariwisata, perdagangan, migrasi dan teknologi maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui alat transportasi semakin besar. Penularan penyakit dapat disebabkan oleh binatang maupun vektor pembawa penyakit seperti nyamuk, lalat, pinjal, kecoa, dan tungau (Ririh dan Anni, 2008).

Nyamuk merupakan satu diantara serangga yang sangat penting dalam dunia kesehatan, karena dapat bersifat ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Nyamuk tergolong serangga yang cukup tua di alam dan telah mengalami proses evolusi serta seleksi alam yang panjang sehingga menjadikan insekta ini sangat adaptif tinggal bersama manusia (Majidah dkk, 2008).

Salah satu jenis nyamuk yang menyumbang masalah kesehatan yang cukup besar adalah Aedes Aegypti. Tempat hinggap yang disenangi jenis nyamuk ini ialah benda-benda yang tergantung, seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Setelah masa istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain (Depkes RI, 2014).

Nyamuk Aedes Aegypti dapat menularkan beberapa penyakit seperti, Demam Berdarah Dengue (DBD), Yellow Fever (demam kuning), zika dan chikungunya. Hal ini disebabkan adanya virus yang menyebabkan penyakit tersebut dapat hidup dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti sehingga penyakit tersebut dapat ditularkan oleh seseorang yang menderita penyakit kemudian digigit nyamuk Aedes Aegypti lalu nyamuk tersebut menggigit orang lain maka terjadilah penularan penyakit (ECDC, 2014)

Salah satu tugas pokok dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam mencegah masuk-keluarnya penyakit dari atau ke luar negeri adalah melalui Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) di pelabuhan dan alat transportasi. Upaya ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit serta meminimalisasi dampak risiko lingkungan terhadap masyarakat. Salah satu kegiatan dalam pemberantasan vektor yaitu pengendalian nyamuk yang meliputi survey jentik dan nyamuk dewasa, identifikasi jentik dan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik dan nyamuk dewasa, dan diseminasi informasi hasil pengendalian (Christopher, 2009).

Kegiatan survey nyamuk dilaksanakan oleh KKP Kelas I Makassar secara rutin setiap bulan. Dalam tulisan ini dilaporkan kegiatan pada bulan Maret 2022. Survey dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 15 Maret 2022 di Perimeter Area Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Makassar. Kegiatan survey dilakukan oleh pegawai Substansi Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kelas I Makassar yang dibantu oleh kader vektor dan mahasiswa magang Universitas Tadulako Palu. Jentik nyamuk yang telah didapatkan akan diidentifikasi untuk mengetahui jenis jentik yang ditemukan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan. Berikut adalah hasil survey kepadatan dan identifikasi jentik nyamuk Aedes Aegypti yang telah  


 

Tabel 1. Hasil survey Kepadatan Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja Pelabuhan Soekarno-Hatta, Tanggal 14-15 Maret Tahun 2022

 

 

No

 

 

 

Nama Gedung

 

?

Gedung

? TPA

 

 

Jenis

Spesies

Dalam Gedung

Luar Gedung

(+)

(-)

(+)

(-)

1

Gedung A

1

0

7

0

5

 

2

Gedung B

4

1

10

0

8

Aedes aegypti,culex

3

Gedung C

1

1

3

0

2

Aedes aegypti

4

Gedung D

3

0

2

1

6

Aedes aegypti

5

Gedung E

3

0

1

2

20

Aedes aegypti,culex

6

Gedung F

2

0

7

2

0

Aedes aegypti

7

Gedung G

2

2

1

0

0

Aedes aegypti,albopictus

8

Gedung H

1

0

2

0

0

 

9

Gedung I

1

0

24

0

0

 

10

Gedung J

2

1

3

0

0

Aedes aegypti

11

Gedung K

1

0

0

0

10

 

12

Gedung L

1

0

4

0

1

 

13

Gedung M

2

1

3

0

4

Aedes aegypti

14

Gedung N

1

1

9

0

0

          Culex

Jumlah

25

7

76

5

56

 

*Note: Nama Gedung disamarkan

  Jumlah kontainer yang diperiksa sebanyak 144 TPA, 83 kontainer di dalam Kantor A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, L, M, N, M dan 61 kontainer di luar gedung A, B, C, D, E, F, K, L, dan M. Sampel jentik yang ditemukan kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam botol vial Jentik lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan dari 144 kontainer yang diperiksa 12 kontainer positif jentik terdiri dari spesies jentik aedes aegypti sp, Culex sp dan aedes  Albopictus sp, lebih jelasnya dapat dilihat dari data di bawah ini:


 

Tabel 2. Hasil Identifikasi Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja

Pelabuhan Soekarno-Hatta, Tanggal 14-15 Maret Tahun 2022

No

Lokasi Pengambilan Jentik

Hasil Identifikasi

Ket

1

 

WC Gedung C

(Jentik 1dan 2)

 

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Bag mandi

Aedes Aegypti

 

 

 

2

 

Vas Bunga Gedung F

(Jentik 1, 2 dan 3)

 

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Vas Bunga

Aedes Aegypti

 

 

3

Dispenser Gedung N

(Jentik 1)

·       Larva Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing

·       Mempunyai Bulu Tuff dan Acus

·       Habitat Dispenser

Culex

 

 

 

 

 

4

 

Dispenser Gedung B

(Jentik 1)

 

 

Kantin Gedung B

(Jentik 2 dan 3)

 

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Dispenser

Aedes Aegypti

·       Larva Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing

·       Mempunyai Bulu Tuff dan Acus

·       Habitat Ember

Culex

 

 

 

 

 

 

5

 

 

Gedung E

(Jentik 1)

 

 

 

Gedung E

(Jentik 2 dan 3)

 

·       Larva Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing

·       Mempunyai Bulu Tuff dan Acus

·       Habitat Ban Bekas

Culex

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Ban Bekas

Aedes Aegypti

 

 

 

 

 

 

6

 

Gedung G

(Jentik 1)

 

 

 

 

Gedung G

(Jentik 2)

Gedung G

(Jentik 3)

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Bagian Kiri dan Kanan Terdapat Barisan Rambut

·       Habitat Ban Bekas

 

Aedes Albopiktus

 

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Ban Bekas dan Drum

Aedes Aegypti

 7

Vas Bunga Mushollah Gedung E

(Jentik 1 dan 2)

·       Larva Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing

·       Mempunyai Bulu Tuff dan Acus

·       Habitat Vas Bunga

Culex

8

Dispenser Gedung J

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Dispenser

Aedes Aegypti

 

 

9

 

 

Pot Bunga Gedung A

(Jentik 1, 2 dan 3)

 

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Pot Bunga

Aedes Aegypti

10

Vas Bunga Gedung L

·       Larva Memiliki Siphon Pendek dan Hitam

·       Segmen Abdo   men 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula

·       Habitat Vas Bunga

Aedes Aegypti

*Note: Nama Gedung disamarkan

 

  

 

 

 

Gambar 1. Peta area survey kepadatan jentik nyamuk di Wilayah Kerja

Pelabuhan Soekarno-Hatta tahun 2022

 

Keberadaan vektor Nyamuk Aedes Aegypti pada daerah Perimeter dapat berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit. Apalagi nyamuk ini merupakan vektor dari beberapa penyakit, yaitu Chikungunya, demam kuning, demam berdarah dan zika. Oleh karena itu perlu dilakukannya pengawasan terhadap vektor tersebut, yakni salah satunya dengan melakukan survei kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti dan jika kepadatan melebihi dari 0 % maka perlu dilakukan tindakan pengendalian.

Pengawasan terhadap kepadatan jentik dilakukan dengan cara survei jentik nyamuk Aedes Aegypti di daerah Perimeter Wilker Pelabuhan Laut Makassar. Survei jentik nyamuk ini dilakukan pada 25 bangunan Kantor pemerintahan dan beberapa perusahaan di dalam pelabuhan dengan 144 kontainer yang diperiksa. Survei ini menggunakan  metode single larva yakni dengan  mengambil jentik larva apabila pada kotainer yang diperiksa terdapat jentik nyamuk. Pengambilan jentik ini dilakukan dengan cara mengambil dengan pipet lalu dimasukkan kedalam botol vial.

Hasil survei jentik nyamuk pada daerah Perimeter Pelabuhan Laut Makassar, dari 25 bangunan yang diperiksa terdapat 6 bangunan yang positif jentik, diantaranya ada 5 bangunan yang  ditemukan jentik Aedes aegypti, 1 gedung positif culex sp, dan dari  144  kontainer yang diperiksa ada 12 kontainer positif  jentik dimana 8 kontainer positif  Aedes aegypti  pada gedung B, C, G, J, M baik di dalam dan di luar gedung, 3 container positif culex di dalam dan di luar gedung N, B, E, dan 1 positif Aedes albopictus pada gedung E. Angka kepadatan jentik yaitu  hasil HI  0,2 %, dan CI 0,07 %  keberadaan vektor nyamuk Aedes Aegypti pada daerah Perimeter tidak memenuhi syarat karena melebihi nilai baku = >0%  (Permenkes no. 50 tahun 2017).

 Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang aktif pada siang hari, biasanya meletakkan telurnya pada tempat-tempat penampungan air bersih atau genangan air, bisa juga di bak mandi, vas bunga, kaleng bekas, dan ban bekas maupun semua kontainer yang dapat menampung air bersih (Sembel, 2009).

Survei larva yang dilakukan pada 25 gedung daerah perimer Pelabuhan Laut Makassar, terdapat 6 bangunan yang positif di mana 5 gedung positif larva Aedes Aegypti dan 1 gedung positif culex sp. Angka House Index menunjukkan angka 0,2%. Semakin tinggi angka HI, berarti semakin besar kepadatan jentik dan nyamuk, semakin tinngi pula resiko masyarakat di daerah tersebut untuk kontak dengan nyamuk dan menurut WHO daerah yang mempunyai nilai House Index lebih dari 5% umumnya daerah yang sensitif atau rawan terjadi kasus Demam Berdarah.

Countainer Index dapat digunakan sebagai alat pembanding yang penting dalam mengevaluasi program pengendalian vector. Nilai Container Index yang ditemukan dalam survey ini sebesar 0,07%. Selain tempat penampungan air, alat-alat rumah tangga juga menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang ditandai dengan ditemukannya jentik positif di penampungan air dispenser. Hal ini karena kurangnya perhatian dari pengelola gedung sehingga tidak menyadari alat-alat yang terdapat pada gedung dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Terhadap kontainer yang positif jentik diberikan bubuk abate dan diberikan penyuluhan kepada pemilik bangunan sebagai proses pengendalian vektor nyamuk agar selalu menjaga TPA mereka tidak menjadi tempat bersarang Nyamuk dengan cara selalu menguras dan membersihkan tempat penampungan air.

Disarankan agar pihak KKP meningkatkan upaya pencegahan terhadap penyebaran nyamuk Aedes Aegypti dan memberikan penyuluhan kepada pekerja di sekitar pelabuhan agar menjaga semua bak penampungan air tetap bersih atau dalam keadaan tertutup.

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan