| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



SEMINAR HASIL PESERTA MAGANG K3 UMI DAN SARAN REKOMENDASI BAGI KKP KELAS I MAKASSAR


Mahasiswa peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) melaksanakan seminar hasil pemagangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar. Kegiatan seminar dilakukan secara virtual meeting  dan dipresentasikan oleh  Linda Jatmika dan Ayu Adheriska pada Rabu 28 April 2021, dihadiri oleh Sub koordinator Pencegahan Pelayanan Kesehatan (PPK), Jumuriah, SKM, M.Kes, Ketua Instalasi Diklat KKP Makassar, dr Abbas Zavey Nurdin, MKK, Sp.Ok, serta para pembimbing K3 KKP Kelas I Makassar.


Abbas Zavey Nurdin mengatakan bahwa seminar ini merupakan langkah akhir pemagangan bagi mahasiswa K3 UMI yang telah melakukan proses magang di kantor induk maupun di pelabuhan Makassar sejak tanggal 24 Maret 2021 – 24 April 2021 yang diikuti 5 orang mahasiswa K3 UMI.


Pada seminar tersebut Linda-Ayu sebagai perwakilan mahasiswa K3 UMI, tampil dengan baik dalam memaparkan hasil identifikasi bahaya dan program kerja yang telah dilakukan selama magang di KKP. Menurut mereka proses identifikasi bahaya dilakukan dengan cara Walk Through Survey atau survei jalan sepintas, dengan identifikasi/pengamatan langsung di tempat kerja, selanjutnya dilakukan evaluasi dan upaya pengendalian. Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam manajemen risiko K3 dan langkah yang sistimatis dalam mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas sehari hari bagi pegawai dan pengguna jasa.  Selain itu mahasiswa K3 UMI melakukan pengukuran bahaya fisik berupa suhu, pencahayaan dan kelembaban di semua ruang kerja.


Dari hasil survei jalan sepintas tersebut, peserta mengidentifikasi 2 potensi bahaya terbesar yang ada di lingkup KKP Kelas I Makassar, yakni bahaya biologi dan kimia. Bahaya biologi yang dimaksud adalah virus Covid-19 yang berpotensi terjadi penularan di semua ruangan kerja. Hal tersebut disebabkan karena saat ini dalam situasi pandemi Covid-19, banyaknya kasus terkonfirmasi serta keluhan Influenza Like Illness di KKP Kelas I Makassar yakni sebanyak 49 kasus dengan rincian Pegawai Negeri Sipil 41 kasus (3 berulang), tenaga kontrak 4 kasus dan tenaga relawan 4 kasus. Sementara itu banyaknya pemalsuan hasil RT-PCR dan swab antigen dari para pengguna jasa di bandara bisa menjadi potensi bahaya Covid-19 bagi petugas KKP Kelas I Makassar. potensi bahaya kimia diperoleh di gudang dan laboratorium bidang Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL).


Berdasarkan hasil identifikasi bahaya di KKP Kelas I Makassar yakni potensi bahaya Biologi maka mahasiswa K3 UMI memberikan beberapa rekomendasi berdasarkan hirarki pengendalian bahaya, diantaranya eliminasi dengan cara melakukan disinfeksi ruangan, pemakaian hand sanitizer serta pembersihan lantai untuk membunuh virus. Pengendalian dengan Isolasi ditujukan bagi pekerja yang teridentifikasi/karantina dan jaga jarak. Engineering Control  yakni dengan pemasangan kipas di belakang petugas saat bertugas melakukan validasi surat keterangan bebas virus Covid 19 serta pemasangan sekat di meja. Pengendalian administrasi dilakukan dengan pemasangan poster dan safety sign. Pengendalian terakhir dengan Alat Pelindung Diri (APD) yakni penyediaan dalam jumlah yang memadai dan  melakukan sosialisasi pemakaian APD baik level 1 maupun 2.


Sementara itu untuk potensi bahaya kimia yang terdapat di gudang dan laboratorium PRL. Rekomendasi yang diberikan sesuai hirarki pengendalian bahaya diantaranya tidak menggunkan bahan kimia yang sudah rusak atau kadaluarsa, mengganti bahan yang lebih aman dan baru, memisahkan bahan kimia yang rusak atau kadaluarsa, penyimpanan bahan kimia di tempat yang dingin, mengubur kemasan bahan,   penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS), pemasangan safety sign dan pemakaian APD berupa masker dan sarung tangan ketika berada dan menyentuh bahan kimia yang ada di gudang dan di laboratoruim.


Selain melakukan pengamatan dan memberikan rekomendasi, tim mahasiswa K3 UMI juga menjalankan kegiatan sosialisasi APD, sosialisasi alat pemadam api ringan (APAR), Jalur Evakuasi dan pemasangan assembly point di kantor wilker pelabuhan laut Makassar, menyediakan MSDS dan labelling di gudang PRL serta pemasangan safety sign di kantor KKP Kelas I Makassar. Kegiatan ini sangat luar biasa dan bermanfaat bagi pengembangan kapasitas institusi serta dapat menjadi panduan kerja untuk layanan kesehatan kerja di KKP.


Jumuriah sebagai subkoordinator PPK menyampaikan apresiasi sebesar besarnya bagi mahasiswa K3 UMI tersebut yang telah memberikan saran rekomendasi dari setiap identifikasi bahaya yang ada di lingkup KKP Kelas I Makassar, dan akan meneruskan rekomendasi tersebut ke pimpinan. (Akbar)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan