| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Aktivitas Manual Handling Pelabuhan Paotere Berisiko Tinggi Timbulnya Gangguan Muskuloskeletal Pada Pekerja Buruh Bagasi Bongkar Muat di Pelabuhan Paotere Makassar


Makassar - Pelabuhan Paotere menjadi salah satu tempat bersandarnya kapal-kapal kecil dan kapal barang yang hendak menuju ke Makassar. Pelabuhan ini terletak di Jalan Sabutung Baru, sebelah utara Kota Makassar yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini juga sejak dulu kala menjadi tempat bersandarnya kapal phinisi atau kapal tradisional yang terbuat bahan kayu. Saat itu sebelum penjajahan belanda dan tetap eksis sampai sekarang ini. Sejak jaman nenek moyang orang Bugis-Makassar di pelabuhan Paotere ini menjadi salah satu pintu gerbang ekspor pengiriman beragam komoditi dari kawasan timur Nusantara ke Mancanegara. Hampir semua kegiatan bongkar muat barang dilakukan secara Manual handling.


Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal adalah berbagai penyakit/gejala yang dirasakan seseorang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal yang meliputi otot, sendi, tendon, ligamen, saraf dan jaringan lunak lainnya. Gangguan Muskuloskeletal merupakan masalah kesehatan umum yang sering terjadi pada pekerja dan dapat mempengaruhi efisiensi, efektifitas serta produktifitas kerja. Macam-macam gangguan muskuloskeletal antara lain Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Tendinitis, Rotator Cuff Injuries, Epycondylitis, Muscle Strain dan Low Back Pain. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan muskuloskeletal antara lain pergerakan repetitif, aktivitas fisik yang berlebihan  dalam waktu yang lama hingga sikap kerja yang tidak alamiah. Pekerjaan fisik yang membutuhkan kekuatan otot yang besar sangat berisiko menyebabkan terjadinya gangguan muskuloskeletal. Salah satu pekerjaan yang membutuhkan kekuatan otot yang besar yaitu aktivitas Manual Handling (MH).


Manual Handling (MH) adalah aktivitas dalam memindahkan suatu barang atau benda baik secara manual maupun dengan bantuan alat mekanis. Aktivitas manual handling antara lain mendorong, menarik, mengangkat, membawa, memindahkan atau menahan barang atau beban. Aktifitas bongkar muat barang dari darat ke kapal maupun sebaliknya banyak ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassar. Oleh karena itu, Mahasiswa Profesi Fisioterapi Universitas Hasanuddin yang sedang melaksanakan Stase Ergonomi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dari tanggal 3 sampai 28 Februari 2020 melakukan survei dengan cara observasi, wawancara dan pengambilan data. Pengambilan data Manual Handling untuk mengetahui sikap kerja terhadap keserasian lingkungan kerja, Nordic Body Map untuk melihat lokasi keluhan yang dirasakan pekerja, dan Baseline Risk Identification of Ergonomics Factor (BRIEF) untuk menilai tingkat risiko ergonomi dilakukan mulai tanggal 5 sampai 13 Februari 2020. Dari hasil survei checklist manual handling diperoleh data dari 23 buruh angkut di Pelabuhan Paotere Makassar didapatkan kurangnya penerapan sikap kerja ergonomis pada aktivitas manual handling, pembagian beban berat dan pengerahan tenaga serta kurang amannya lingkungan kerja. Pada nordic body map didapatkan lokasi keluhan sakit didominasi pada beberapa bagian tubuh yaitu leher, punggung dan pinggang. Sedangkan hasil BRIEF menunjukkan dominan tingkat risiko tinggi pada tangan dan pergelangan, leher, bahu, dan punggung.


Pada hasil penilaian survei manual handling masih banyak ditemukan pekerja yang mengangkat beban melebihi batas maksimum berat beban yang dapat diangkat seorang diri. Penggunaan alat bantu dalam memindahkan barang sangat diperlukan untuk mengurangi postur janggal yang dapat menyebabkan munculnya keluhan muskuloskeletal. Selain itu diperlukannya edukasi kepada para pekerja mengenai cara mengangkat barang yang benar, menyediakan program pemeliharaan peralatan kerja yang digunakan pada aktivitas manual handling, rotasi pekerja agar mengurangi beban kerja, pelatihan atau training kerja mengenai risiko ergonomi, pengadaan cek kesehatan secara berkala bagi pekerja serta edukasi dan penerapan stretching untuk meminimalkan tingkat keluhan muskuloskeletal.


Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam menangani kelainan fisik dan mengembalikan fungsi gerak pada tubuh manusia juga dapat mengatasi gangguan muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal hendaknya diberikan penanganan segera. Hal ini dimaksudkan agar gangguan yang dirasakan tidak berkembang menjadi suatu penyakit yang lebih serius. Penatalaksanaan fisioterapi berupa electrotherapy, manual therapy dan program-program exercises bertujuan meminimalkan keluhan muskuloskeletal hingga mengembalikan performa kerja. Diharapkan bagi pekerja yang merasakan adanya keluhan muskuloskeletal dapat memeriksakan diri ke fisioterapi sehingga produktifitas kerja dapat meningkat. Penulis: NR, FJ, Arf

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan